Kamis, Agustus 28, 2008

Berdoa Di Saat Puasa

Doa dianjurkan pada setiap saat dan setiap waktu. Allah telah memerintahkan hambanya untuk berdoa, dan meminta darinya untuk berdoa kepada-Nya. "Tuhanmu berkata, mintalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan" (QS. Ghâfir 40: 60). Doa merupakan otak ibadah. Doa mempengaruhi sesuatu yang sudah ada dan yang belum ada. Maka, seorang hamba hendaknya tak melupakan doa di setiap saat dan setiap waktu.

Akan tetapi ada beberapa waktu dan kondisi di mana doa pada saat itu diharapkan lebih cepat terkabul. Salah satunya adalah ketika seseorang sedang melakukan ibadah puasa, baik itu puasa wajib, seperti puasa Ramadan; puasa sunah, seperti puasa di hari-hari yang disunahkan berpuasa; atau pun puasa nadzar, dan puasa kafarat (yaitu puasa sebagai sanksi karena melanggar aturan agama, contohnya orang yang melanggar sumpah, penyunting).

Di saat puasa, pada pertengahan hari, doa diharapkan lebih cepat terkabul. Begitu juga saat berbuka pada waktu azan Maghrib. Dari Abdullah Ibn 'Amr Ibn al-'Ash ra. bahwasanya Nabi saw. bersabda: "Orang yang berpuasa tidak akan ditolak doanya ketika sedang berbuka" (HR. Ibn Mâjah).

Abdullah ra. sendiri ketika berbuka selalu berdoa: "Ya, Allah! Dengan belas-kasih-Mu yang maha luas, aku memohon kepada-Mu untuk mengampuni diriku". (Dalam teks Arabnya berbunyi: Allâhumma innî as-aluka birahmatika allatî wasi'at kulla syai-in, an taghfira lî).

Adapun doa berbuka yang diriwayatkan dari Rasulullah saw. di antaranya adalah: "Ya, Allah! Karena-Mu, aku berpuasa. Dan atas rizki-Mu, aku berbuka. Dahaga telah sirna, tenggorokan pun telah basah. Semoga, dengan seizin-Mu, tetapkanlah pahalanya". (Teks Arabnya berbunyi: Allâhumma laka shumtu, wa 'alâ rizqika afthartu, dzahaba al-dzama-u, wabtalat al-'uruqu, watsabatal-ajru insyâallâh ta'âlâ).

Dalam doa di atas, ada harapan untuk mendapatkan pahala, rahmat, dan ungkapan rasa syukur dari seorang hamba.

Dan, lagi, di antara dasar maqbulnya doa orang yang sedang berpuasa adalah Hadis Nabi saw yang artinya: "Tiga orang yang doanya tak akan ditolak, orang yang puasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan orang yang dizalimi" (HR. al-Tirmidzi).

Dalam riwayat lain dikatakan, "ketika berbuka". Juga dalam sebagian riwayat yang lain dikatakan, "doa orang yang teraniaya diangkat oleh Allah ke atas awan. Kemudian Tuhan pun berkata: 'Demi Keagungan dan Kemuliaan-Ku, cepat atau lambat, niscaya Aku akan menolongmu'."

Demikianlah, dari Hadis-Hadis di atas, kami melihat bahwasanya waktu berpuasa adalah waktu yang mustajab untuk berdoa. Maka bagi orang yang berpuasa, baik itu puasa wajib ataupun sunnah, agar memperbanyak doa. Ketika berdoa, hendaknya berdoa dengan hal-hal yang baik, bagi dirinya dan saudara-saudaranya, bukan dengan doa untuk kejelekan, dosa, dan memutuskan tali persaudaraan.

Dari Ibnu 'Umar ra., ia berkata: "Rasulullah tidak pernah meninggalkan majlis sebelum mendoakan sahabat-sahabatnya dengan doa seperti berikut: "Ya, Allah! Anugerahkan kepada kami rasa takut yang dapat menjauhkan kami dari berbuat maksiat kepada-Mu. Anugerahkan kepada kami ketaatan yang dapat menuntun kami menuju surga-Mu. Anugerahkan kepada kami keyakinan yang mampu mengalahkan keruwetan dunia ini. Ya, Allah! Jadikanlah kami orang yang bisa menikmati pendengaran, penglihatan, dan kekuatan selama kami hidup, dan wariskan pula hal itu kepada keturunan kami. Ya, Allah! Balaskanlah dendam kami kepada orang-orang yang telah berlaku zalim kepada kami, dan tolonglah kami menghadapi musuh-musuh kami. Ya, Allah! Jangan Engkau timpakan bencana kami dalam agama kami; jangan Engkau jadikan dunia sebagai tujuan utama kami, juga bukan tujuan utama ilmu kami. Dan ya, Allah! Jangan Engkau kuasakan orang-orang yang tiada mengasihi kami atas diri kami " (HR. al-Turmudzi dan al-Hakim).

(Teks Arabnya berbunyi: Allâhumma aqsim lanâ min khasyyatika mâ tahûlu bihî bainanâ wa baina ma'shiyatik, wa min thâ'atika mâ tuballighunâ bihî jannatak, wa min al-yaqîni mâ tuhawwinu bihî 'alaynâ mashâib-addunyâ, wa matti'nâ bi asmâ'inâ wa abshârinâ wa quwwatinâ mâ ahyaytanâ, waj'alh-u l-wâritsa minnâ, waj'al tsa`ranâ 'alâ man dhalamanâ, wanshurnâ 'alâ man 'âdânâ, wa lâ taj'al mushîbatanâ fî dîninâ, wa lâ taj'aliddunya akbara hamminâ wa lâ mablagha 'ilminâ, wa lâ tusallith 'alaynâ man lâ yarhamunâ).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Image Hosted by ImageShack.us